Advertisement here

Add third-party functionality or other code to your blog.

Sunday 21 June 2015

Tari Cangklak

0

Tari Cangklak - Tari memgemalisasikan perempuan-perempuan cantik gemulai, energik dan sedikit genit dengan berbagai aksesoris yang dipakai dalam mengelilingi lekuk tubuh anggunnya, serta pelengkap busana yang senantiasa digunakan dan indetik dengan perempuan seperti payung, kipas, sapu tangan, perpaduan gerak dan tarian yang laku di aceh dengan tarian khas melayu dari daerah timur aceh.


Tari Cangklak Aceh

Provinsi Aceh adalah salah satu daerah yang memiliki keragaman budaya khususnya dalam tarian. Selain tari saman ada juga tari seudati. Seudati merupakan salah satu tarian yang cukup digemari oleh masyarakat Aceh Utara dan Pidie. Kemudian tarian ini dikembangkan dan diterima sebagai tarian khas daerah.

Nama seudati berasal dari bahasa Arab, yaitu syahadat yang berarti saksi atau pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad utusan-Nya. Tarian yang termasuk dalam kategori tribal war dance atau tari perang ini sudah dikembangkan sejak ratusan tahun yang lalu di Aceh. Tarian ini kini dijadikan sebagai media dakwah yang kental dengan nilai-nilai Islam.

Heroik, gembira, dan kompak merupakan ciri khas tari seudati. Hampir sama seperti tari saman, tarian ini tidak diiringi dengan alat musik, melainkan menggunakan kertikan jari, hentakan kaki, tepukan dada, dan syair-syair yang dilantunkan oleh dua orang narrator yang disebut Aneuk Syahi. Syair-syair yang dilantunkan biasanya bertemakan keagamaan atau informasi pembangunan negara.

Penari dalam tarian ini dibagi menjadi lima bagian. Penari yang berjumlah delapan orang terdiri atas satu orang syech, satu orang pembantu syech, dua orang pembantu sebelah kiri yang disebut apeetwie,dan satu orang pembantu belakang yang disebut apeet bak, serta tiga orang sisanya hanyalah pembantu biasa.

Busana tari seudati sangat sederhana. Menggunakan celana panjang berwarna putih, kaos lengan panjang yang ketat dan berwarna putih, kain songket yang dililitkan disekitar pinggang, tidak ketinggalan rencong (senjata tradisional Aceh) yang diselipkan di pinggang, serta ikat kepala berwarna merah. Tarian ini menggambarkan semangat perjuangan, sikap kepahlawanan, keriangan, kelincahan, serta sikap hidup yang dinamis, kegotong royongan, dan persatuan.

Konon, sewaktu perang Aceh, tarian ini digunakan untuk membakar semangat para pemuda saat berperang melawan penjajah. Oleh sebab itu, tarian ini sempat dilarang saat zaman penjajahan Belanda. Tapi, tarian ini dijadikan sebagai kesenian tradisional Indonesia.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting