Tari Piring Minangkabau - Seperti yang kita ketahui bersama bahwa di Negara kita ini memiliki amat banyak ragam jenis kebudayaan, yang di mana hampir dari setiap provinsi dan suku yang ada di Negara Indonesia memiliki kebudayaan tersendiri, baik itu dari kesenian budayanya maupun pakaian serta peraturan adat dalam suku-suku yang ada di Negara ini. Satu diantara kebudayaan yang dimiliki oleh Negara ini yaitu tari piring, yang di mana tari piring ini menjadi suatu kesenian budaya yang berasal dari daerah minangkabau atau daerah sumatera barat. Tari piring ini adalah satu kesenian yang berupa tarian-tarian, di mana tari piring ini mempunyai tujuan untuk memuja atau kepada para pemimpin.
Awal mulanya fungsi dari tari piring di daerah minangkabau, belum seperti fungsi pada sekarang ini, yang di mana awal mulanya kegunaan tari piring ini dipakai oleh minangkabau ketika musim panen tiba, yang di mana tari piring ini dimanfaatkan oleh masayarakat Minangkabau ketika itu mempunyai tujuan untuk memberi perkataan syukur pada dewi padi, yang di mana telah memberi hasil panen yang melimpah ruah pada masyarakat minangkabau. Selain itu, pada zaman tersebut, tari piring ini digerakan atau dipentaskan oleh beberapa pemuda-pemudi penduduk minangkabau.
Tari Piring Minangkabau
Tetapi, bersamaan dengan masuknya serta terbentuknya kerajaan-kerajaan yang berjalan pada daerah Minangkabau, sejalan denagn itu juga fungsi serta tujuan dari tari piring ini juga beralih. Di mana pada zaman kerajaan di Minangkabau, tari piring ini dipakai oleh orang-orang Minangkabau juga sebagai alat untuk memberi rasa penghormatan pada beberapa anggota kerajaan, terlebih pada raja yang memimpin ketika itu. Namun, tari piring pada zaman ini dapat dimanfaatkan ketika tamu-tamu agung kerajaan datang.
Setelah majunya dan telah menyatunya segala masyarakat-masyarakat yang ada di Negara ini serta terlebih di daerah Minangkabau atau di zaman yang sudah moderen ini, tari piring ini masihlah dipakai oleh masyrakat Minangkabau, tetapi tujuan dari manfaat tari piring ini dapat juga turut beralih meskipun fungsinya tetap sama pada zaman dahulu.
Di mana pada sekarang ini orang-orang Minangkabau mempergunakan atau mempestakan Tari Piring ketika ada suatu pesta pernikahan atau perkawinan yang berlangsung di daerah Minangkabau (penduduk/masyarakat keturunan minangkabau). Yang di mana pada sekarang ini kegunaan dari Tari Piring ini tetap sama juga dengan manfaat dari Tari Piring pada awal mulanya, tetapi bedanya pada zaman dahulu Tari Piring ini berperan untuk memberi rasa pujian pada beberapa raja, tetapi pada sekarang ini yang dikira raja dalam manfaat Tari Piring ini yaitu ke-2 mempelai yang tengah menikah. Terkecuali dipentaskan ketika satu acara pernikahan, Tari Piring pada sekarang ini juga dipentaskan ketika ada satu tamu agung yang datang ke daerah Sumatera Barat.
Umumnya pementasaan Tari Piring ini dipentaskan oleh jumlah orang yang tidak spesifik, namun sebagai persyarat paling utama dalam melakukan Tari Piring yaitu jumlah orang yang mementaskan Tari Piring ini mesti berjumlah ganjil, tetapi pada zaman dahulu Tari Piring ini dipentaskan oleh 1 orang saja. Di mana dalam pelaksanaan Tari Piring, beberapa penari memegang tingkatan-tingkatan piring yang sudah disusun serta sembari melaksanakan gerakan tari, di mana makin tinggi tingkatan piring makin baik juga. Saat alunan musik yang ikuti makin cepat, piring yang dipegang oleh penari bakal dilempar keatas serta pecahan piring itu bakal diinjak-injak oleh penari serta penari juga terus menari hingga musik yang mengikuti berhenti.
Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Tari Piring mempunyai nilai-nilai trasedental, yang di mana nilai-nilai trasendental ini ada dalam tata langkah pelaksanaan Tari Piring. Di mana piring-piring yang dipegang oleh beberapa penari ini disusun keatas, di mana memperlihatkan bahwa piring di atas mempunyai tujuan untuk kearah tuhan (trasendental) serta tampak dalam manfaat serta maksud tari piring ini adalah mengucapakan rasa bersukur serta terima kasih pada yang ada diatas, pada apa yang telah diberikan pada masyarakat Minangkabau.
0 comments:
Post a Comment